Sumber: Bagas Pratama, S. Pd
Apabila surat lamaran Anda mendapat perhatian, Anda akan dipanggil oleh pihak pencari tenaga kerja. Panggilan untuk si pelamar itu cenderung untuk interview atau wawancara.
Mendapat panggilan tersebut sudah merupakan satu point penting bagi si pelamar. Misalkan dari 200 pelamar, kadang yang dipanggil hanya 25 orang. Bila Anda termasuk dalam kelompok 25 orang yang dipanggil ini, maka berarti Anda mempunyai harapan untuk menduduki jabatan atau pekerjaan yang Anda lamar.
Perlu Anda ketahui, bahwa yang dipanggil tersebut bukanlah Anda sendiri. Bahwa pencari kerja bukanlah Anda sendiri saja. Jadi siapkanlah diri Anda untuk menghadapi saingan. Orang lain yang juga dipanggil adalah saingan Anda. Untuk itu Anda harus mempersiapkan diri dengan matang. Meskipun dalam surat lamaran tersebut tidak disyaratkan Anda harus aktif berbahasa Inggris, namun ada baiknya sedikit-sedikit dapat bercakap-cakap dalam bahasa Inggris dan Anda bisa menjawab dan berbicara dengan baik. Ini adalah suatu kredit point untuk Anda. Sang manajer atau kepala personalia akan memberi nilai tambah untuk Anda.
1. Siap untuk diwawancarai
Tempatkan dan biuat diri Anda pada posisi siap. Setiap surat lamaran yang Anda ajukan, berarti Anda sudah siap untuk diwawancarai. Persiapkan dan perkaya diri Anda dengan berbagai pengetahuan dan berbagai sertifikat keterampilan. Seperti keterampilan mengetik, penguasaan komputer, bahasa Inggris dan lain sebagainya. Semakin luas wawasan Anda semakin besar kemungkinan Anda keluar sebagai pemenang dalam persaingan mencari pekerjaan.
Memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan tiada salahnya. Meskipun dalam surat lamaran tersebut Anda tidak diharuskan menguasai pengoperasian komputer, tetapi bila di dalam wawancara Anda ternyata ada pembicaraan mengenai komputer, dan sang manajer tahu bahwa Anda juga menguasai komputer, maka sekali lagi kredit point untuk Anda. Dan pintu semakin luas terbuka untuk Anda.
2. Jangan terlalu aktif bicara
Inilah salah satu faktor kegagalan si pencari kerja. Mereka terlalu banyak bicara. Yang harus Anda lakukan adalah menjawab setiap pertanyaan dengan tepat dan jelas. Jangan membumbui jawaban dengan kalimat-kalimat yang tidak penting. Kecuali bila Anda diminta untuk menerangkan sesuatu hal yang harus dijawab dengan disiplin ilmunya. Bila ini terjadi, Anda juga harus usahakan menjawab dengan kalimat-kalimat pendek, padat, dan jelas. Jangan ada kesan kesombongan atau kepongahan dalam menerangkan hal tersebut. Mentang-mentang Anda menguasai, jangan over akting. Kendalikan diri dalam berbicara dan menghadapi wawancara. Jangan mengalahkan lawan wawancara Anda dalam bicara. Meskipun pewawancara Anda salah, Anda tidak boleh menyalahkannya. Kalau Anda memang pasti menguasai sesuatu pewawancar a salah dan Anda harus membetulkannya pakailah kalimat yang halus, misalnya: “Mungkin yang Bapak maksud begini……” Pakailah kalimat-kalimat yang sekiranya tidak bertentangan dengan pewawancara. Misalnya: “Bapak betul, saya belum berpengalaman tapi saya merasa senang menjadi bawahan Bapak”. Atau “ Saya yakin akan betah bekerja di perusahaan ini”.
Bila Anda ditanyakan: “Berapa gaji yang Anda inginkan. Anda tidak boleh menyebutkan angkanya. Jawablah dengan diplomatis dan bijaksana. Anda tidak boleh terkesan mencari gaji yang tinggi, sedangkan kemampuan Anda dalam perusahaan atau kantor tempat Anda belum tahu sampai dimana kemampuan Anda. Mungkin akan lebih baik bila Anda menjawabnya dengan kalimat: “Saya rasa terserah perusahaan. Perusahaan nanti yang akan menilai sesuai dengan apa yang bisa saya berikan untuk perusahaan”.
Begitu juga dengan pertanyaan: “Fasilitas apa saja yang Andaharapkan bila Anda bekerja di sini?”. Apa jawab Anda? Anda harus menjawab: “ Itu kebijakan perusahaan, dan tentu saja sama dengan teman-teman yang lain.”
3. Jangan menjelekkan orang lain
Bila saat melamar Anda sedang bekerja pada suatu perusahaan, da bila kepada Anda ditanyakan: “kenapa Saudara ingin berhenti dari pekerjaan yang sudah ada sekarang? Atau “Kenapa saudara ingin pindah ke perusahaan kami? Anda tidak boleh membvuat alasan karena ingin gaji yang lebih besar. Jawaban Anda adalah: “Karena ingin meningkatkan karir. Sebab saya melihat kesempatan untuk lebih berkembang ada pada perusahaan Bapak.” Jangan Anda menjawab: “Gaji saya terlalu kecil.” Atau “Saya kurang cocok dengan atasan saya, atau “Perusahaan tempat saya bekerja terlalu kecil dan semrawut.” Bila Anda menjelek-jelekkan perusahaan tempat Anda bekerja sekarang, perusahaan yang baru Anda lamar akan menilai, suatu saat nanti tentulah Anda akan menjelek-jelekkan juga perusahaannya.
4. Cara berpakaian
Orang dapat menilai kepribadian Anda dari cara Anda berpakaian. Pakaian menggambarkan watak atau kejiwaan seseorang. Untuk keperluan menghadapi wawancara, sebaiknya Anda tidak memakai pakaian yang berwarna-warni. Kemeja putih lengan panjang dengan tangannya dikancing rapi jauh lebih baik. Kemeja putih berlengan panjang ini dapat Anda padukan dengan celana hitam, biru atau celana yang berwarna gelap. Kalau bisa celana tersebut yang polos, tidak bercorak. Sekali-kali jangan Anda lakukan pergi menghadiri wawancara dengan memakai celana jeans. Stelan putih hitam, atau putih biru, lekatkan dengan rapi. Kemeja dimasukkan ke dalam dengan rapi dan memakai ikat pinggang sesuai dengan celana. Minimal ikat pinggang yang berwarnah hitam, karena warna hitam adalah warna netral.
Begitu juga sepatu. Perhatikan tali sepatu Anda. Memang sebaiknya Anda memakai sepatu kulit yang bertali. Karena sepatu ini adalah resmi yang dapat juga dipakai masuk kantor. Tapi bila Anda tidak mempunyai sepatu yang bertali, yang tidak memakai tali juga dapat Anda pakai. Asal tidak memakai sepatu kets atau sepatu olah raga. Dan jangan lupa menyemirnya, sepatu yang kumal mencerminkan kepribadian orang yang tidalk teratur.
5. Gigi dan bau mulut
Tentu saja gigi tidak diminta seputih dan serapi pada iklan Pepsodent. Gigi jangan lupa digosok, jangan karena terburu-buru dan lupa menggosoknya. Agar ini tidak terjadi, sewaktu menerima surat panggilan Anda harus memperhatikan surat panggilan tersebut dengan seksama dan mencatatnya dalam buku harian atau dalam agenda Anda. Hari, tanggal, dan jam panggilan untuk wawancara. Bila ini terjadi, Anda sudah kehilangan kesempatan. Begitu juga terhadap bau mulut, meskipun Anda tergolong yang tidak berbau menyengat, tetapi bila Anda lupa menggosoknya tentu baunya tidak sedap. Bila perlu kira-kira sepuluh menit menjelang Anda dipangghil, Anda sebaiknya memakan permen rasa mint yang berbau wangi, atau memakai penyedap bau mulut yang banyak dijual di pasaran.
6. Faktor sikap
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor sikap. Cara Anda berdiri, cara duduk, cara berbicara, dan cara Anda mengayunkan tangan. Jangan terlalu over akting. Nada suara, jangan bicara terlalu keras, dan jangan sampai pula terlalu pelan sehingga susah didengar. Anda harus tampil berbicara yang jelas dan mantap. Tidak ada kesan ragu-ragu dan rendah diri. Juga tidak menimbulkan kesan sombong dan congkak. Tampillah dengan gaya seorang yang penuh percaya diri namun sopan. Sopan bukan berarti Anda harus menunduk-nunduk membungkuk dan merendahkan kepala. Dan sopan bukan berarti norak dan ndeso.
7. Memasuki ruangan wawancara
Bilamana Anda dipanggil, Anda jangan slonong boy saja masuk tanpa permisi. Ketuklah pintu dengan perlahan, meskipun pintu itu terbuka. Ini adalah etika memasuki ruangan orang. Ucapkan salam, sesuai dengan waktu. Selamat siang kalau waktunya memang sudah siang, atau selamat pagi, mungkin.
Setelah Anda dipersilahkan masuk. Jangan langsung duduk sebelum disuruh. Bila telah disuruh duduk, duduklah dengan menghadap lurus ke depan dengan dada rata dan kepala tegak. Ingat, akting ini jangan sampai salah. Keterlaluan bisa menimbulkan kesan sombong. Dalam menjawab setiap pertanyaan tataplah wajah si pewawancara. Jangan membuang muka ke kiri atau kanan, atau melihat ke bawah waktu berbicara. Hadapi si pewawancara senyum, namun jangan berlebihan. Bila ada sesuatu pembicaraan yang lucu, Anda boleh mengomentari sedikit saja, dan sedikit pula tertawa kecil.
8. Meninggalkan ruang wawancara
Setelah selesai wawancara, Anda harus minta permisi. Berdirilah kembali dengan perlahan dan sopan. Jangan sampai kursi ke angkat atau tergeser sehingga menimbulkan bunyi yang tidak enak. Jangan sampai kaki Anda tersandung meja, sehingga si pewawancara kaget. Ucapkan salam perpisahan, salam selamat tinggal. Ucapkan terimakasih atas wawancara dan kesempatan yang telah diberikan untuk Anda.
9. Ballpint atau pena
Terakhir Anda jangan sampai lupa membawa pena atau bollpoint. Siapa tahu Anda harus menjawab pertanyaan tulisan. Siapa tahu ada beberapa pertanyaan psychotest yang harus Anda isi secara tertulis. Bila Anda lupa membawa ballpoint dan Anda sampai meminjam pada teman di luar, merupakan suatu penilaian yang merugikan diri Anda, atau mungkin fatal sama sekali.