SIAPA yang tidak kenal facebook? Situs jejaring sosial yang sejak lima tahun lalu diluncurkan oleh Mark Zuckerberg ini, sepertinya sudah sangat lekat dengan kehidupan kita. Dalam lingkungan kerja pun, online networking telah menjadi salah satu cara efektif bagi para karyawan untuk saling berkomunikasi. Bahkan, tidak sedikit atasan dan bawahan yang menjalin pertemanan di situs jejaring sosial ini.
Masalahnya, profil facebook kita sering kali berisi hal-hal pribadi yang jauh dari kesan profesional, sehingga berteman dengan bos di facebook sama saja seperti membukakan pintu baginya untuk melihat sisi kehidupan kita yang lain, yang mungkin sedikit 'liar'. Oleh karena itu, sebelum memutuskan berteman dengan atasan di facebook, ada baiknya mempertimbangkan sejumlah hal berikut:
1.Tanyakan kepada diri sendiri apakah Anda menginginkan bos sebagai teman online? Selain itu, cek juga apakah rekan kerja lain di departemen Anda sudah menjadi teman online si bos atau belum melalui mutual friends.
2. Berhubungan dengan bos di facebook sebenarnya juga memiliki keuntungan, sebab Anda memiliki kesempatan untuk lebih mengenal kepribadiannya dan begitu pula sebaliknya. Berbagai kesamaan minat dan hobi yang ditemukan dapat mempererat hubungan Anda dengannya. Hubungan personal ini bisa dijadikan salah satu aset untuk mencapai kemajuan karier.
3. Jangan menjadikan bos sebagai teman di facebook jika ada sesuatu (atau sejumlah hal) yang ingin disembunyikan. Jika Anda sering menulis komentar dan catatan tentang pekerjaan yang menyebalkan atau bos yang kejam, mem-posting foto-foto liburan saat Anda sedang cuti sakit, atau memasukkan sejumlah konten lain yang tidak ingin Anda bagikan dengannya, maka menjadikan bos sebagai teman di facebook merupakan langkah yang tidak dianjurkan.
4. Berhati-hatilah memasukkan konten apapun di dalam facebook, sebab privasi Anda tidak sepenuhnya terjamin dalam dunia maya. Profil Anda masih dapat diakses orang lain yang tergabung dalam jaringan yang sama, meskipun Anda tidak secara langsung terkoneksi dengannya. Anda sebaiknya tetap rajin memonitor dan menjaga konten facebook, untuk berjaga-jaga sekiranya bos membuka profil facebook Anda. Apapun yang Anda posting secara online akan menjadi konsumsi publik, dan mampu memengaruhi karier serta prospek pekerjaan lain secara positif maupun negatif.
5. Untuk menghindari situasi canggung--misalnya si bos sebenarnya tidak ingin menjadi teman Anda di facebook--maka tunggu sampai dirinya mengundang Anda lebih dulu untuk menjadi temannya. Pilihan lain adalah dengan menyinggung subjek tersebut sambil lalu dalam sebuah percakapan ringan untuk mengetahui reaksinya. Pada intinya, Anda harus lebih peka terhadap ''hukum tidak tertulis'' dalam kultur perusahaan untuk menentukan siapa yang seharusnya mengambil inisiatif.
6. Jika Anda memiliki sejumlah aspek kehidupan yang tidak boleh diketahui bos, dan dirinya justru lebih dulu mengajukan permintaan pertemanan, maka apa yang harus dilakukan? Menolak permintaan pertemanan dari bos tentu bukan ide yang bagus. Lebih baik Anda membersihkan berbagai ''sampah digital'' tersebut sebelum menerima permintaan pertemanannya.
7. Default setting facebook memungkinkan profil Anda untuk dilihat orang-orang yang berada dalam satu jaringan, misalnya almamater atau kota yang sama. Sebaiknya, batasi siapa saja yang bisa mengakses informasi tentang Anda. Pada setting options, Anda bisa memilih untuk menjadi teman seseorang tapi tidak membiarkannya melihat foto-foto atau komentar apa saja yang ditinggalkan di wall. Dengan demikian, Anda bisa tetap menjadi diri sendiri sekaligus menjaga hubungan yang baik dengan bos.
8. Rajinlah memantau wall yang menjadi tempat orang-orang meninggalkan berbagai komentar atau video pada profil facebook Anda. Pastikan supaya tidak terdapat berbagai konten nyeleneh dan tidak layak yang dapat merusak citra Anda, terutama di mata bos. (OL-08)