PIJAKAN karier dan langkahnya selalu kontroversial, demikian juga dengan gaya bicaranya yang suka menusuk lawan. Kini ia menduduki jabatan sebagai Kanselir Jerman, dan selama empat tahun terakhir, Angela Merkel masuk dalam daftar 100 perempuan paling berpengaruh versi majalah Forbes. Keberhasilan Angela dalam membawa Jerman keluar dari krisis lebih cepat dari perkiraan, membuatnya dipandang pantas menyandang gelar itu.
Dilahirkan dengan nama asli Angela Dorothea Kasner pada 17 Juli 1954 di Hamburg, Jerman, Angela adalah putri dari Horst Kasner, seorang pendeta Protestan, dan istrinya yang bernama Herlind. Saat Angela baru berusia tiga bulan, ayahnya diminta untuk mengambil alih sebuah gereja di Brandenburg.
Tumbuh besar di lingkungan keluarga intelek membuat Angela kecil menunjukkan prestasi cemerlang di sekolah. Ia bermimpi menjadi seorang guru dan penerjemah. Akan tetapi, kegiatan gereja sang ayah membuat Angela menyadari pilihan karier tersebut tertutup baginya. Maka pada 1973, ia memutuskan untuk memilih jurusan Fisika di Leipzig University.
Sebagai perempuan dewasa, Angela menunjukkan sedikit ketertarikan terhadap dunia politik. Akan tetapi, ia memilih mengejar gelar Ph.D di bidang Fisika dan menikahi seorang teman kuliahnya, Ulrich Merkel, sampai mereka bercerai pada 1982. Setelah itu, Angela merintis karier di Academy of Sciences di Berlin Timur pada 1989, tahun yang sama dengan runtuhnya Tembok Berlin. Sebulan kemudian, ia bergabung dengan koalisi partai prodemokrasi.
''Mereka jelas akan sangat membutuhkan orang,'' ujarnya menjelaskan alasannya bergabung. Koalisi tersebut kemudian bergabung dengan Partai Uni Demokratik Kristen, yang akhirnya menjadi partai Angela. Ia lantas diberi kepercayaan menjadi juru bicara pemerintahan sementara baru sebelum penyatuan kembali di bawah pimpinan Lothar de Maiziere.
Saat pemilihan umum (pemilu) pertama setelah reunifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur, Angela memenangkan satu kursi di parlemen, sebelum menempati pos di kabinet pada masa pemerintahan Helmut Kohl, yang berturut-turut memberikan Angela sejumlah posisi penting.
Ia antara lain pernah menjabat sebagai Menteri Urusan Perempuan dan Pemuda, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Keamanan Reaktor Nuklir.
Angela pun membuktikan diri sebagai politikus berbakat yang tidak segan-segan ''mencabik-cabik isi perut'' lawan. Pada 1999, Kohl dituduh terlibat dalam sebuah skandal dan Angela memutuskan hubungan dengan sang mentor.
''Partai ini harus belajar untuk berjalan. Partai ini harus percaya diri untuk berjuang melawan musuh politiknya tanpa tergantung terhadap kuda-kuda tempur tua mereka,'' ungkapnya suatu kali.
Aksinya tersebut memang terkesan kurang ajar dan kasar. Akan tetapi, dalam selang beberapa bulan Angela berhasil terpilih sebagai pemimpin partai. Menurut Gerd Langguth, penulis biografinya, episode tersebut menunjukkan kemampuan Angela dalam membuat keputusan berani dalam sebuah situasi sulit.
Terpilihnya Angela membuat banyak pengamat berpikir skeptis, mengingat latar belakangnya sebagai penganut Protestan, sementara partai yang ia pimpin memiliki akar Katolik yang kuat, sosial konservatif, dan didominasi oleh kaum laki-laki.
Akan tetapi, Angela terus melaju dan menjadi favorit rakyat Jerman sebagai penantang Kanselir Gerhard Schroder pada pemilu 2002. Namun, di dalam partainya sendiri serta Partai Uni Sosial Kristen yang menjadi mitranya, Angela justru tidak populer. Maka tak heran jika banyak manuver politik yang dilancarkan untuk menyingkirkannya.
Pada pemilu 18 September 2005, Partai Uni Demokratik Kristen pimpinannya berhasil meraih 226 kursi di parlemen, sementara Partai Demokratik Sosial yang dipimpin oleh Kanselir Gerhard Schroeder pada saat itu meraih 222 kursi. Kedua partai ini akhirnya sepakat untuk bergabung sehingga menjadi koalisi besar.
Setelah memenangkan pemungutan suara di Parlemen Jerman, pada 22 November 2005 Angela Merkel resmi menjabat sebagai Kanselir Jerman, dan tercatat sebagai pemimpin pemerintahan ke-8 sejak berakhirnya Perang Dunia II. (OL-08)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar