Kamis, 13 Agustus 2009

Mau Kaya dan Masuk Surga? Jadi Guru.....!

Sumber: Yanto, S.Pd, M.Ed (Jambi Ekpress)

JUDUL di atas bukan olok-olokan atau main-main. Saya sangat yakin bahwa profesi guru dapat menjadikan seseorang kaya dan masuk surga. Tapi tentu saja bila kita mau melihatnya dengan menggunakan logika langit.

Dimana logikanya? Sederhana saja. Dengan kenaikan gaji guru awal tahun ini, maka penghasilan guru sudah mulai membaik. Apalagi bila yang bersangkutan dapat lulus dalam sertifikasi, maka cerita Oemar Bakri yang hanya bersepeda kumbang sejak zaman Jepang akan tinggal kenangan.

Guru Kaya

Pertanyaannya adalah apakah dengan adanya kenaikan gaji guru tersebut dan lulusnya sertifikasi akan serta merta membuat seorang guru kaya? Jawabannya ya dan tidak. Tergantung bagaimana kita memahami makna kaya. Karena berapapun penghasilan seseorang tidak menjamin bahwa dirinya akan merasa kaya atau tidak.

Pasalnya, setiap orang memiliki definisi sendiri tentang kaya. Namun secara kasat mata, nominal penghasilan guru dengan adanya kenaikan gaji dan lulusnya sertifikasi, jelas sekali akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya bertambah satu kali lipat dari penghasilan sebelumnya.

Bila seorang guru dapat mengelola keuangan keluarganya dengan hemat dan cermat, maka guru kaya secara finansial akan dapat diwujudkan. Sebaliknya, berapapun penghasilan namun jika tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka jangan harap bisa hidup sejahtera.

Sedangkan makna kaya secara spiritual dengan mudah dapat dicapai bila guru bersangkutan menerapkan prinsip Quantum Qanaah. Prinsip ini mengajarkan bahwa dengan merasa cukup atas apa yang diberikan Allah kepadanya akan membuat seseorang merasa dirinya kaya. Quantum Qanaah juga mengajarkan bahwa kita jangan sampai membatasi rezki kita pada segala sesuatu yang dapat dinilai dengan uang saja.

Kesehatan, kerukunan dalam keluarga serta dapat membina hubungan baik dengan orang lain adalah juga bentuk lain dari kekayaan rezeki yang nilainya melebihi uang. Kesempatan untuk beribadah dengan memberikan ilmu buat peserta didik juga dapat dipandang sebagai rezeki.

Menggapai Surga

Surga diciptakan Allah untuk memberikan balasan atas perbuatan baik yang dilakukan hambaNya selama di dunia ini. Profesi guru adalah salah satu profesi yang sarat dengan kebaikan. Seorang guru memberikan ilmu yang ia miliki kepada muridnya. Selama muridnya mengamalkan apa yang diajarkan oleh gurunya, maka selama itu pulalah sang guru memperoleh pahala yang tidak putus-putusnya (Al-Hadist). Bahkan walau guru tersebut telah meninggal dunia sekalipun. Bayangkan bila seorang guru telah mengabdi sepuluh tahun lebih.

Berapa banyak ilmu yang telah diberikan kepada muridnya yang jumlahnya mungkin mencapai ribuan. Semua itu tentu dihitung oleh Allah SWT karena sekecil apapun perbuatan seseorang akan senantiasa mendapatkan ganjaran.

Inilah yang dimaksud bahwa seorang guru dapat meraih surga dengan tetap menjadi guru.

Syeikh Muhammad Abdullah ad-Duweisy dari Arab Saudi bahkan pernah mengatakan bahwa seorang guru yang meninggal dunia akan memperoleh pahala yang tak putus-putusnya dari amal yang ia lakukan melalui mengajar.

Tidak itu saja, guru juga beroleh sadaqah jariyah berupa ilmu yang ia sedekahkan. Doa dari muridnya yang sholehpun akan ia peroleh. Jadi, pahala luar biasa sudah menanti bagi mereka yang berprofesi sebagai guru.

Barangkali bagi sebagian kita pahala dan dosa tidak populer lagi. Namun jangan lupa, memang itulah inti dari hidup kita ini. Mencari pahala dan menghindari dosa. Kemudian segalanya akan ditimbang bila kita dipanggil kelak. Tempat penampungan terakhir hanya ada dua. Surga dan neraka. Segalanya akan berakhir di dua tempat itu. Tidak ada pilihan ketiga.

Memakai Logika Langit

Bila kita sering menggunakan logika bumi, maka akan sering kita dengar bahwa profesi guru adalah profesi yang kering dan tidak punya masa depan yang cerah. Namun bila kita mau menukar logika kita dengan logika langit, maka paradigma kita akan segera berubah. Yang dimaksud dengan logika langit adalah logika berdasarkan keyakinan dan keimanan dan bukan berdasarkan hawa nafsu duniawi. Sekedar mengingatkan, hidup tidak hanya di dunia ini. Perjalanan panjang telah menanti setelah hidup kita berakhir.

Di sanalah logika langit ini akan berguna. Namun ini tentu saja bagi yang percaya. Bagi yang tidak, silakan aja. Toh kita akan menjalani masing-masing. (*)

PEDOMAN MENGHADAPI WAWANCARA

Sumber: Bagas Pratama, S. Pd

Apabila surat lamaran Anda mendapat perhatian, Anda akan dipanggil oleh pihak pencari tenaga kerja. Panggilan untuk si pelamar itu cenderung untuk interview atau wawancara.

Mendapat panggilan tersebut sudah merupakan satu point penting bagi si pelamar. Misalkan dari 200 pelamar, kadang yang dipanggil hanya 25 orang. Bila Anda termasuk dalam kelompok 25 orang yang dipanggil ini, maka berarti Anda mempunyai harapan untuk menduduki jabatan atau pekerjaan yang Anda lamar.

Perlu Anda ketahui, bahwa yang dipanggil tersebut bukanlah Anda sendiri. Bahwa pencari kerja bukanlah Anda sendiri saja. Jadi siapkanlah diri Anda untuk menghadapi saingan. Orang lain yang juga dipanggil adalah saingan Anda. Untuk itu Anda harus mempersiapkan diri dengan matang. Meskipun dalam surat lamaran tersebut tidak disyaratkan Anda harus aktif berbahasa Inggris, namun ada baiknya sedikit-sedikit dapat bercakap-cakap dalam bahasa Inggris dan Anda bisa menjawab dan berbicara dengan baik. Ini adalah suatu kredit point untuk Anda. Sang manajer atau kepala personalia akan memberi nilai tambah untuk Anda.

1. Siap untuk diwawancarai

Tempatkan dan biuat diri Anda pada posisi siap. Setiap surat lamaran yang Anda ajukan, berarti Anda sudah siap untuk diwawancarai. Persiapkan dan perkaya diri Anda dengan berbagai pengetahuan dan berbagai sertifikat keterampilan. Seperti keterampilan mengetik, penguasaan komputer, bahasa Inggris dan lain sebagainya. Semakin luas wawasan Anda semakin besar kemungkinan Anda keluar sebagai pemenang dalam persaingan mencari pekerjaan.

Memperkaya diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan tiada salahnya. Meskipun dalam surat lamaran tersebut Anda tidak diharuskan menguasai pengoperasian komputer, tetapi bila di dalam wawancara Anda ternyata ada pembicaraan mengenai komputer, dan sang manajer tahu bahwa Anda juga menguasai komputer, maka sekali lagi kredit point untuk Anda. Dan pintu semakin luas terbuka untuk Anda.

2. Jangan terlalu aktif bicara

Inilah salah satu faktor kegagalan si pencari kerja. Mereka terlalu banyak bicara. Yang harus Anda lakukan adalah menjawab setiap pertanyaan dengan tepat dan jelas. Jangan membumbui jawaban dengan kalimat-kalimat yang tidak penting. Kecuali bila Anda diminta untuk menerangkan sesuatu hal yang harus dijawab dengan disiplin ilmunya. Bila ini terjadi, Anda juga harus usahakan menjawab dengan kalimat-kalimat pendek, padat, dan jelas. Jangan ada kesan kesombongan atau kepongahan dalam menerangkan hal tersebut. Mentang-mentang Anda menguasai, jangan over akting. Kendalikan diri dalam berbicara dan menghadapi wawancara. Jangan mengalahkan lawan wawancara Anda dalam bicara. Meskipun pewawancara Anda salah, Anda tidak boleh menyalahkannya. Kalau Anda memang pasti menguasai sesuatu pewawancar a salah dan Anda harus membetulkannya pakailah kalimat yang halus, misalnya: “Mungkin yang Bapak maksud begini……” Pakailah kalimat-kalimat yang sekiranya tidak bertentangan dengan pewawancara. Misalnya: “Bapak betul, saya belum berpengalaman tapi saya merasa senang menjadi bawahan Bapak”. Atau “ Saya yakin akan betah bekerja di perusahaan ini”.

Bila Anda ditanyakan: “Berapa gaji yang Anda inginkan. Anda tidak boleh menyebutkan angkanya. Jawablah dengan diplomatis dan bijaksana. Anda tidak boleh terkesan mencari gaji yang tinggi, sedangkan kemampuan Anda dalam perusahaan atau kantor tempat Anda belum tahu sampai dimana kemampuan Anda. Mungkin akan lebih baik bila Anda menjawabnya dengan kalimat: “Saya rasa terserah perusahaan. Perusahaan nanti yang akan menilai sesuai dengan apa yang bisa saya berikan untuk perusahaan”.

Begitu juga dengan pertanyaan: “Fasilitas apa saja yang Andaharapkan bila Anda bekerja di sini?”. Apa jawab Anda? Anda harus menjawab: “ Itu kebijakan perusahaan, dan tentu saja sama dengan teman-teman yang lain.”

3. Jangan menjelekkan orang lain

Bila saat melamar Anda sedang bekerja pada suatu perusahaan, da bila kepada Anda ditanyakan: “kenapa Saudara ingin berhenti dari pekerjaan yang sudah ada sekarang? Atau “Kenapa saudara ingin pindah ke perusahaan kami? Anda tidak boleh membvuat alasan karena ingin gaji yang lebih besar. Jawaban Anda adalah: “Karena ingin meningkatkan karir. Sebab saya melihat kesempatan untuk lebih berkembang ada pada perusahaan Bapak.” Jangan Anda menjawab: “Gaji saya terlalu kecil.” Atau “Saya kurang cocok dengan atasan saya, atau “Perusahaan tempat saya bekerja terlalu kecil dan semrawut.” Bila Anda menjelek-jelekkan perusahaan tempat Anda bekerja sekarang, perusahaan yang baru Anda lamar akan menilai, suatu saat nanti tentulah Anda akan menjelek-jelekkan juga perusahaannya.

4. Cara berpakaian

Orang dapat menilai kepribadian Anda dari cara Anda berpakaian. Pakaian menggambarkan watak atau kejiwaan seseorang. Untuk keperluan menghadapi wawancara, sebaiknya Anda tidak memakai pakaian yang berwarna-warni. Kemeja putih lengan panjang dengan tangannya dikancing rapi jauh lebih baik. Kemeja putih berlengan panjang ini dapat Anda padukan dengan celana hitam, biru atau celana yang berwarna gelap. Kalau bisa celana tersebut yang polos, tidak bercorak. Sekali-kali jangan Anda lakukan pergi menghadiri wawancara dengan memakai celana jeans. Stelan putih hitam, atau putih biru, lekatkan dengan rapi. Kemeja dimasukkan ke dalam dengan rapi dan memakai ikat pinggang sesuai dengan celana. Minimal ikat pinggang yang berwarnah hitam, karena warna hitam adalah warna netral.

Begitu juga sepatu. Perhatikan tali sepatu Anda. Memang sebaiknya Anda memakai sepatu kulit yang bertali. Karena sepatu ini adalah resmi yang dapat juga dipakai masuk kantor. Tapi bila Anda tidak mempunyai sepatu yang bertali, yang tidak memakai tali juga dapat Anda pakai. Asal tidak memakai sepatu kets atau sepatu olah raga. Dan jangan lupa menyemirnya, sepatu yang kumal mencerminkan kepribadian orang yang tidalk teratur.

5. Gigi dan bau mulut

Tentu saja gigi tidak diminta seputih dan serapi pada iklan Pepsodent. Gigi jangan lupa digosok, jangan karena terburu-buru dan lupa menggosoknya. Agar ini tidak terjadi, sewaktu menerima surat panggilan Anda harus memperhatikan surat panggilan tersebut dengan seksama dan mencatatnya dalam buku harian atau dalam agenda Anda. Hari, tanggal, dan jam panggilan untuk wawancara. Bila ini terjadi, Anda sudah kehilangan kesempatan. Begitu juga terhadap bau mulut, meskipun Anda tergolong yang tidak berbau menyengat, tetapi bila Anda lupa menggosoknya tentu baunya tidak sedap. Bila perlu kira-kira sepuluh menit menjelang Anda dipangghil, Anda sebaiknya memakan permen rasa mint yang berbau wangi, atau memakai penyedap bau mulut yang banyak dijual di pasaran.

6. Faktor sikap

Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor sikap. Cara Anda berdiri, cara duduk, cara berbicara, dan cara Anda mengayunkan tangan. Jangan terlalu over akting. Nada suara, jangan bicara terlalu keras, dan jangan sampai pula terlalu pelan sehingga susah didengar. Anda harus tampil berbicara yang jelas dan mantap. Tidak ada kesan ragu-ragu dan rendah diri. Juga tidak menimbulkan kesan sombong dan congkak. Tampillah dengan gaya seorang yang penuh percaya diri namun sopan. Sopan bukan berarti Anda harus menunduk-nunduk membungkuk dan merendahkan kepala. Dan sopan bukan berarti norak dan ndeso.

7. Memasuki ruangan wawancara

Bilamana Anda dipanggil, Anda jangan slonong boy saja masuk tanpa permisi. Ketuklah pintu dengan perlahan, meskipun pintu itu terbuka. Ini adalah etika memasuki ruangan orang. Ucapkan salam, sesuai dengan waktu. Selamat siang kalau waktunya memang sudah siang, atau selamat pagi, mungkin.

Setelah Anda dipersilahkan masuk. Jangan langsung duduk sebelum disuruh. Bila telah disuruh duduk, duduklah dengan menghadap lurus ke depan dengan dada rata dan kepala tegak. Ingat, akting ini jangan sampai salah. Keterlaluan bisa menimbulkan kesan sombong. Dalam menjawab setiap pertanyaan tataplah wajah si pewawancara. Jangan membuang muka ke kiri atau kanan, atau melihat ke bawah waktu berbicara. Hadapi si pewawancara senyum, namun jangan berlebihan. Bila ada sesuatu pembicaraan yang lucu, Anda boleh mengomentari sedikit saja, dan sedikit pula tertawa kecil.

8. Meninggalkan ruang wawancara

Setelah selesai wawancara, Anda harus minta permisi. Berdirilah kembali dengan perlahan dan sopan. Jangan sampai kursi ke angkat atau tergeser sehingga menimbulkan bunyi yang tidak enak. Jangan sampai kaki Anda tersandung meja, sehingga si pewawancara kaget. Ucapkan salam perpisahan, salam selamat tinggal. Ucapkan terimakasih atas wawancara dan kesempatan yang telah diberikan untuk Anda.

9. Ballpint atau pena

Terakhir Anda jangan sampai lupa membawa pena atau bollpoint. Siapa tahu Anda harus menjawab pertanyaan tulisan. Siapa tahu ada beberapa pertanyaan psychotest yang harus Anda isi secara tertulis. Bila Anda lupa membawa ballpoint dan Anda sampai meminjam pada teman di luar, merupakan suatu penilaian yang merugikan diri Anda, atau mungkin fatal sama sekali.

Cara Mudah Atasi Job Interview

Apa saja sebenarnya yang harus dipersiaphan oleh para pencari kerja untuk menghadapi Job Interview? Karena sebaik apapun berkas lamaran yang telah dipersiapkan apabila tidak didukung oleh kemampuan mengemas performansi anda secara keseluruhan maka pasti hasilnya tidak memuaskan. Proses ini sering menjadi babak penentu keberhasilan atau kegagalan seseorang untuk melangkah ke proses selanjutnya. Job Interview bisa dilakukan di awal atau diakhir proses rekruitmen, mengingat hal ini merupakan salah satu tahapan dari keseluruhan penerimaan karyawan baru disebuah perusahaan, posisinya sama pentingnya dengan tahapan-tahapan tes yang lain. Oleh karenanya saat pelamar memutuskan untuk mencoba melamar sebuah posisi di perusahaan maka sebaiknya selain persiapan yang berkaitan dengan surat lamaran dan berkas-berkas yang dibutuhkan maka yang tidak kalah penting sebenarnya adalah persiapan mental.

Sebelum Wawancara

1. Masuklah ke ruangan setelah terlebih dahulu mengetuk pintu baik dalam keadaan terbuka atau tertutup. Melangkahlah dengan yakin.

2. Jangan lupa pada saat masuk tersenyumlah pada orang yang akan menginterview anda. Hal ini akan sangat membantu mengurangi rasa gugup serta menciptakan suasana hangat.

3. Jabat tangan pewawancara sesuai dengan kekuatan genggamannya.

4. Jangan duduk sebelum dipersilahkan oleh pewawancara

5. Duduklah dengan tenang dan gentle

6. Letakkan barang bawaan anda di bawah tempat duduk bukan diatas meja, matikan hp dan sebaiknya anda tidak mengenakan jaket.

7. Kenakan pakaian formal kemeja lengan panjang yang tidak mencolok, bagi laki-laki. Serta blazer atau atasan blouse sederhana dengan bawahan senada atau bawahan lebih gelap dengan warna-warna natural bagi wanita.

8. Kenakan make up dengan warna natural, tidak perlu berusaha mengesankan pewawancara dengan mengenakan lensa kontak, kutek warna-warni, atau bulu mata palsu. Karena akan membuat anda terlihat sangat tidak profesional.

9. Jangan merokok atau mengunyah permen karet


Saat Wawancara

1. Bicara dengan bahasa formal, tegas, intonasi sedang sehingga dapat didengar dengan jelas serta jangan terburu-buru dalam menjawab setiap pertanyaan.

2. Dengarkan terlebih dahulu secara keseluruhan pertanyaan pewawancara sehingga kita dapat memberikan jawaban singkat, padat dan tepat. Usahakan tidak memotong pertanyaan pewawancara, dan dengan mendengarkan keseluruhan pertanyaan maka kita terhindar dari permintaan untuk mengulang pertanyaan. Karena akan mengesankan anda tidak siap.

3. Lakukan kontak mata dengan pewawancara, jangan menunduk.

4. Tunjukkan anda sangat berminat dengan perusahaan tersebut, dengan menjawab pertanyaan dengan antusias

5. Jangan hanya menjawab dengan kata-kata ya, tidak, tidak tahu atau dengan bahasa isyarat mengangguk atau menggeleng. Usahakan untuk mengembangkan jawaban sehingga anda terlihat menguasai keadaan.

6. Akhiri wawancara dengan ucapan terima kasih serta menjabat tangan pewawancara.


Hal-hal penting:

1. Jangan lupa selalu siapkan CV dan surat lamaran anda.

2. Usahakan datang minimal 10 menit sebelum wawancara dimulai, jangan pernah terlambat. Akibatnya sangat fatal, tidak semua perusahaan memberi kesempatan kedua.

3. Gali info sebanyak-banyaknya mengenai perusahaan yang akan anda datangi, cari diinternet tentang profil perusahaan, bidang kerja,produk,tarif, keunggulan. Kita tidak pernah tahu apa pertanyaan yang akan diajukan bukan? Paling tidak informasi tambahan ini untuk amunisi cadangan kita dan menambah rasa percaya diri kita.

4. Latih jawaban anda mulai sekarang, komitmen anda berlatih akan sangat menentukan hasilnya nanti karena komunikasi bukan sesuatu hal yang secara instan kita dapatkan.


Berikut ini pertanyaan-pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh perusahaan:


1. Bagaimana anda menggambarkan diri anda?
2. Menurut anda apa kelemahan dan kekurangan diri anda?
3. Darimana anda mendapatkan informasi tentang perusahaan ini?
4. Menurut anda apakah profesionalisme itu?
5. Apa yang anda lakukan jika anda diterima bekerja di perusahaan ini?
6. Mengapa anda berhenti dari pekerjaan lama anda?
7. Apa yang membuat anda tertarik untuk bekerja disini? Dsb

· Hindari membicarakan kekurangan atasan atau perusahaan lama, karena hal itu mencitrakan kita kurang professional.

· Jangan membuka topik pembicaraan masalah gaji sampai anda ditanya mengenai hal itu. Karena mengesankan kita lebih suka menuntut apa yang bisa diberikan perusahaan kepada kita.

· Jika ditanya masalah gaji, sebaiknya jawab jumlah nominal yang anda inginkan sesuai dengan kemampuan dan pengalaman kerja anda. Jangan meminta jauh melebihi kemampuan anda, sebaliknya jangan pernah berkata mau digaji berapapun asal bisa diterima bekerja diperusahaan ini, karena siapapun orangnya patut untuk dihargai. Jangan lupa carilah info tentang standard biaya hidup dan UMR (Upah Minimum Regional) dimana anda akan bekerja nantinya.

· Jika dibuka sesi pertanyaan, pergunakan kesempatan ini untuk bertanya. Tanyakan hal apa saja yang ingin anda ketahui seputar posisi yang lamar atau hal-hal lain yang berkenaan dengan kepastian kapan kira-kira anda akan dihubungi untuk mengikuti tes selanjutnya.


Semoga bermanfaat dan terima kasih.

Terima Kasih