
JUDUL di atas bukan olok-olokan atau main-main. Saya sangat yakin bahwa profesi guru dapat menjadikan seseorang kaya dan masuk surga. Tapi tentu saja bila kita mau melihatnya dengan menggunakan logika langit.
Dimana logikanya? Sederhana saja. Dengan kenaikan gaji guru awal tahun ini, maka penghasilan guru sudah mulai membaik. Apalagi bila yang bersangkutan dapat lulus dalam sertifikasi, maka cerita Oemar Bakri yang hanya bersepeda kumbang sejak zaman Jepang akan tinggal kenangan.
Guru Kaya
Pertanyaannya adalah apakah dengan adanya kenaikan gaji guru tersebut dan lulusnya sertifikasi akan serta merta membuat seorang guru kaya? Jawabannya ya dan tidak. Tergantung bagaimana kita memahami makna kaya. Karena berapapun penghasilan seseorang tidak menjamin bahwa dirinya akan merasa kaya atau tidak.
Pasalnya, setiap orang memiliki definisi sendiri tentang kaya. Namun secara kasat mata, nominal penghasilan guru dengan adanya kenaikan gaji dan lulusnya sertifikasi, jelas sekali akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya bertambah satu kali lipat dari penghasilan sebelumnya.
Bila seorang guru dapat mengelola keuangan keluarganya dengan hemat dan cermat, maka guru kaya secara finansial akan dapat diwujudkan. Sebaliknya, berapapun penghasilan namun jika tidak dapat mengelolanya dengan baik, maka jangan harap bisa hidup sejahtera.
Sedangkan makna kaya secara spiritual dengan mudah dapat dicapai bila guru bersangkutan menerapkan prinsip Quantum Qanaah. Prinsip ini mengajarkan bahwa dengan merasa cukup atas apa yang diberikan Allah kepadanya akan membuat seseorang merasa dirinya kaya. Quantum Qanaah juga mengajarkan bahwa kita jangan sampai membatasi rezki kita pada segala sesuatu yang dapat dinilai dengan uang saja.
Kesehatan, kerukunan dalam keluarga serta dapat membina hubungan baik dengan orang lain adalah juga bentuk lain dari kekayaan rezeki yang nilainya melebihi uang. Kesempatan untuk beribadah dengan memberikan ilmu buat peserta didik juga dapat dipandang sebagai rezeki.
Menggapai Surga
Surga diciptakan Allah untuk memberikan balasan atas perbuatan baik yang dilakukan hambaNya selama di dunia ini. Profesi guru adalah salah satu profesi yang sarat dengan kebaikan. Seorang guru memberikan ilmu yang ia miliki kepada muridnya. Selama muridnya mengamalkan apa yang diajarkan oleh gurunya, maka selama itu pulalah sang guru memperoleh pahala yang tidak putus-putusnya (Al-Hadist). Bahkan walau guru tersebut telah meninggal dunia sekalipun. Bayangkan bila seorang guru telah mengabdi sepuluh tahun lebih.
Berapa banyak ilmu yang telah diberikan kepada muridnya yang jumlahnya mungkin mencapai ribuan. Semua itu tentu dihitung oleh Allah SWT karena sekecil apapun perbuatan seseorang akan senantiasa mendapatkan ganjaran.
Inilah yang dimaksud bahwa seorang guru dapat meraih surga dengan tetap menjadi guru.
Syeikh Muhammad Abdullah ad-Duweisy dari Arab Saudi bahkan pernah mengatakan bahwa seorang guru yang meninggal dunia akan memperoleh pahala yang tak putus-putusnya dari amal yang ia lakukan melalui mengajar.
Tidak itu saja, guru juga beroleh sadaqah jariyah berupa ilmu yang ia sedekahkan. Doa dari muridnya yang sholehpun akan ia peroleh. Jadi, pahala luar biasa sudah menanti bagi mereka yang berprofesi sebagai guru.
Barangkali bagi sebagian kita pahala dan dosa tidak populer lagi. Namun jangan lupa, memang itulah inti dari hidup kita ini. Mencari pahala dan menghindari dosa. Kemudian segalanya akan ditimbang bila kita dipanggil kelak. Tempat penampungan terakhir hanya ada dua. Surga dan neraka. Segalanya akan berakhir di dua tempat itu. Tidak ada pilihan ketiga.
Memakai Logika Langit
Bila kita sering menggunakan logika bumi, maka akan sering kita dengar bahwa profesi guru adalah profesi yang kering dan tidak punya masa depan yang cerah. Namun bila kita mau menukar logika kita dengan logika langit, maka paradigma kita akan segera berubah. Yang dimaksud dengan logika langit adalah logika berdasarkan keyakinan dan keimanan dan bukan berdasarkan hawa nafsu duniawi. Sekedar mengingatkan, hidup tidak hanya di dunia ini. Perjalanan panjang telah menanti setelah hidup kita berakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar