Sumber: Jambi Ekspress
KATA-kata teroris-terorisme tidak menjadi asing lagi di telinga kita dewasa ini. Sekalipun dulu, ketika terjadi pembunuhan lewat bom terhadap manusia yang tidak jelas apa kesalahannya atau tidak bersalah sama sekali, ungkapan “teroris” sangat menyeramkan serta menakutkan.
Betapa tidak, terhadap seseorang yang melakukan tindakan kekerasan lewat bom terhadap orang lain – benar atau tidak - dituduh teroris. Disamping, tindakan teroris itu ada di mana-mana di dunia ini, mulai dari Amerika sampai ke Timur Tengah; bahkan tak terkecuali di Asia Tenggara dengan Indonesia dipandang sebagai pusat gerakannya, maka akhirnya kata teroris sudah jinak di telinga kita.
Lebih dari itu sebenarnya aktivitas yang menjijikan ini - tanpa disadari- sudah akrab saja bahkan telah dipaksa menjadi konsumsi/menu harian telinga dan mata kita.
Itulah sebabnya, Noordin M. Top (warga negara Malaysia) sebagai otak pelaku teror bom itu dengan jaringan beserta anak asuhnya setelah Dr Azahari tertembak mati beberapa waktu yang silam, menjadi semakin top dan tenar saja. Ia dikatakan masih ada, karena belum tertangkap.
Tapi, Top tidak pernah ada setiap kali terjadi pengeboman. Namun demikian, ia tetap disebut-sebut sebagai orang paling bertanggung jawab terhadap tindakan terorisme di Tanah Air kita.
Siapa sebenarnya. Noordin itu?; kenapa ia tidak kunjung tertangkap? Apa benar Noordin sudah jadi ustadz. Sedang berada dimana ia sekarang? menarik untuk ditelusuri dari sisi yang tidak biasa dilihat oleh pengamat politik.
Teroris Sebagai Bahaya Laten
Terorisme dilihat dari sejarahnya , tidak pernah lenyap dimuka bumi ini. Yang lenyap hanyalah nama atau sebutannya; berganti “topeng” dari masa ke masa. Sejak peristiwa Qabil dan Habil putera Adam AS. sang kakak membunuh adiknya; Nabi Yusuf yang dikeroyok oleh 11 orang saudaranya sampai dengan peristiwa Umar bin Khattab dan seterusnya Ali Ibn Ali Abi Thalib dibantai oleh mantan mualaf keturunanYahudi.
Gerakan teroris sudah agak lama menghilang dari pendengaran, kemudian tiba-tiba muncul lagi. Peristiwa teror yang paling hebat adalah pada 11 September beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat yang berakibat hancurnya Gedung World Trade Centre dan ratusan jiwa melayang.
Kalau kita runut penyebab lahirnya teroris dan terorisme tidak lepas dari persoalan: 1) ketidakadilan atau ketertindasan; 2) ketimpangan ekonomi/kemiskinan; 3) kesalahan memahami dogma agama bagi masing-masing umat; 4) niat pelaku; 5) kesempatan/ kelengahan. Kelima faktor ini saling kait berkait; yang satu disebabkan yang lain dan seterusnya, akhirnya mengerucut pada kesalahan memahami konsep jihad yang berwujud pada pembenaran (baca: dipandang terpuji) bila melakukannya.
Di saat puncak tersebut menggoda, aparat dan security sedang lengah sehingga kesempatan menganga. Kalau dikiaskan kepada koruptor dan orang maling atau perampok bahwa bukan hanya faktor niat saja yang berperan disamping faktor lainnya, tapi faktor peluang merupakan hal dominan juga; sekalipun niat ada, kesempatan tidak ada, perampokan tidak akan terjadi.
Itulah salah satu alasan bahwa terorisme dikatakan laten yang pada satu ketika ia seperti lenyap, dan pada saat lain dia muncul tanpa di duga atau karena salah duga/ perkiraan.
Dengan demikian, para pelaku teror ketika peristiwa ini hangat dibicarakan, mereka tiarap dulu atau menikmati kemenangan menurut pandangan mereka. Ingat, di saat aparat sudah tidur-tiduran atau tidur pulas, mereka akan beraksi lagi. Disitulah letak latennya terorisme itu. Lalu dimana Noordin M. Top?
Noordin Tak Kunjung Tertangkap
Noordin adalah sosok teroris yang berada di belakang aktivis terorisme yang terjun kelapangan. Terlepas dari bahwa ialah yang paling berbahaya atau tidak, bahwa ia mempunyai pengaruh besar di kalangannya dan di masyarakat dimana ia berada.
Oleh karena itu, ia sulit dan bahkan tidak mungkin ditangkap, karena ia bahagian integral dari masyarakat pencintannya.
Ada beberapa alasan kerumitan menangkap Noordin antara lain: 1) besar kemungkinan ia disembunyikan oleh masyarakat; 2) Noordin sudah menjadi ustadz panutan dimana ia bermukim baik dalam rencana sementara atau untuk berlama-lama; 3) Adanya penyandang dana yang luar biasa. Kenapa ia disembunyikan penduduk setempat. Karena, ajarannya menyentuh hati masyarakat pencintanya, walaupun ajaran tersebut belum tentu benar. Dalam arti, masyarakat sangat terkesan dengan himbauan dan penyampaian-penyampaiannya, sehingga ia ditengah pengikutnya dipandang sebagai “wali” yang suci dan penyelamat masyarakat. Justru itu, kalau ada orang yang ingin mencari, apalagi berniat untuk membunuhnya, masyarakat pencintanya berada didepan dengan segala usaha menyembunyikan keberadaannya, sehingga tangan aparat tidak bisa menjangkaunya.
Disamping itu, ia sudah menjadi ustadz (baca: guru spiritual masyarakat). Konon kabarnya, ia juga pemurah lagi dermawan. Kedermawanan seorang ustadz menjadikan rakyat pendukungnya memberikan cinta berlebihan kepadanya. Dengan alasan itu, tidak masuk akal kalau rakyat pengikutnya membukakan rahasia tempat persembunyian gurunya, sepanjang “murid” mencintainya. Selanjutnya, dengan ada dana operasional dari donatur Noordin dapat berbuat dan membuat serta bergerak kemana saja yang ia maui, seperti merakit bom yang memerlukan kecerdasan dan dana. Siapa penyandang dananya, sampai hari ini belum bisa diketahui secara pasti.
Sebaliknya Noordin sebenarnya mudah untuk ditangkap dengan alasan: 1) ia adalah orang asing di Indonesia; 2) bertetangga dengan siapapun pasti orang akan tahu dengan siapa dia yang sebenarnya; 3) kalau berada di hutan berlama-lama, ia akan makan apa kalau tidak disuplai oleh pengikut setianya.
Orang asing yang tinggal di daerah manapun gampang untuk diketahui, asal masyarakat mau melaporkannya. Di RT manapun ia tinggal, pak RTnya pasti tahu dengan warganya sekalipun orang baru. Karena ada peringatan bagi warga yang tinggal di suatu RT tanpa izin: “wajib lapor satu kali 24 jam”. Kalau begini betul-betul diterapkan bagaimana mungkin si Noordin bisa bersembunyi dan dapat lolos dari intipan warga setempat.
Kalau lolos juga, yang meloloskan di duga kuat pak RT dan warganya. Seterusnya, kalau ia tinggal dan bersembunyi di luar desa yang jauh dari pusat keramaian, ia tetap saja membutuhkan sandang, papan dan pangan. Siapa yang menyuplai keperluannya, kalau bukan masyarakat pencintanya. Ia akan mati kelaparan kalau pengikutnya tidak lagi membela dan menyampaikan makanan serta kebutuhan lain kepadanya.
Upaya
Tidaklah terlalu sulit, kalau Noordin benar-benar mau ditangkap. Dengan dua metode saja, Noordin segera akan tertangkap. Caranya adalah dengan mengupayakan; 1) agar masyarakat Indonesia 100 % menyatakan dan melakukan dengan perbuatan bahwa mereka betul-betul anti teroris. Dengan demikian, akhirnya tak sejengkalpun tanah ini dapat dihuni oleh orang asing tanpa diketahui identitas aslinya. 2) agar aparat betul-betul serius pula luar-dalam dan kapanpun serta dimanapun menangani dengan mengejar pelaku teror sampai tuntas. Bila hal itu benar-benar dilakukan, Insyah Allah dalam waktu dekat Noordin akan tertangkap. Allah ‘alam bi ayyi ardhin yakun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar